Facebook : Sarana Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia
“Aku
rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” - Mohammad
Hatta (1902 – 1980)
“Aku
rela diasingkan bersama facebook, karena dengan facebook aku bersosial.” – Gugus
Adab (2012)
Kisah yang berawal dari seorang
mahasiswa Harvard Mark Zuckerberg saat menciptakan halaman direktori untuk buku
angkatan tempat ia kuliah. Saat itu nama buku angkatan tersebut bernama The Facebook sebagai sarana berbagi
pengalaman sosial dan foto diri antar teman- teman di kampusnya. Tak disangka
halaman direktorinya menjadikan ia seorang miliyader 17,55 milyar dollar yang
sepak terjangnya terpilih sebagai Person
of The Year’s 2011 di majalah Time.
Hingga terciptanya website www.facebook.com semaju dan selaku hari ini
maka tak salah bila facebook merupakan fenomena dunia. Rumusan masalahnya
adalah mengapa facebook begitu fenomenal ? Maka fasilitas jejaring sosial
adalah kata kunci mengapa saat ini facebook seolah menjadi faham baru yang
mampu membius struktur kultural masyarakat dunia.
Kebutuhan manusia bukan berarti
terpenuhi sepenuhnya hanya sampai bila manusia bisa makan, tidur nyenyak, dan
berpakaian. Kenyataannya tak hanya yang bersifat kasat mata saja manusia dapat
hidup. Seorang pencetus psikologi humanistik Abraham Maslow menyatakan pada
teori hirearki kebutuhannya manusia memiliki kebutuhan dasar lebih dari hal
yang bersifat fisiologis dan rasa aman saja. Pada tahap selanjutnya manusia
membutuhkan perasaan cinta/ dicintai atau kebutuhan sosial, harga diri, maupun beraktualisasi
diri. Pada perbincangan jejaring sosial maka terbentur senada bila facebook
bukan hanya alat keinginan sekunder apalagi trend
semata. Pada budaya globalisasi
yang kental akan budaya gadget,
facebook adalah alat pemuas kebutuhan primer manusia.
Zoon
Politicon, begitulah seorang filusuf Yunani Aritoteles menyebutkan manusia adalah
makhluk sosial yang hidup bersama antara individu satu dengan yang lain. Facebook
begitu banyak memanjakan kita dalam memenuhi kebutuhan sosial. Situs tersebut
memudahkan kita dalam mengenal banyak orang tanpa harus meninggalkan kamar atau
ruang kerja kita. Jumlah friend yang
kita miliki merupakan simbolik berapa banyak kita berteman dengan orang lain. Angka
friend yang tercetak merupakan
kebanggaan pada diri kita betapa bersosialnya kita.
Hal sosial menyenangkan lainnya
adalah layanan chating dari teman
yang kita miliki. Chating membuat kita
bisa berbincang- bincang dengan teman- teman kita. Keleluasaannya tentu lebih
dinamis dibandingkan SMS maupun telepon. Inovasi terbaru mengenai komunikasi
dua arah facebook terlihat ketika facebook berasosiasi dengan perusahaan situs
komunikasi webcam Skypie sehingga seseorang dapat menatap muka antara satu
dengan lainnya. Tak hanya itu, berawal dari kotak chat, facebook juga dapat dimanfaatkan sebagai e-mail seperti
mengirim data, foto, lagu, atau pesan pribadi.
Group
dan laman suka pada situs ini memungkin kita menjurus untuk memenuhi
kebutuhan bersosial yang didasari dari minat. Terbentuknya group seolah membuat komunitas dalam dunia virtual. Tidak perlu
mengenal orang di dunia nyata untuk dapat diterima oleh salah satu kelompok
sosial. Justru facebook lah yang mempererat kita kepada komunitas yang kita
minati. Memasuki group yang sesuai dengan kesukaan atau keahlian kita membuat
kita berkenalan dengan orang yang kita inginkan. Fenomena menunjukan komunitas
remaja yang terlihat di dunia nyata pada jaman ini banyak dirintis oleh dunia
maya dan facebook adalah tersangka utamanya.
Terkadang perkataan bung Hatta
masih saja teringat difikiranku. Memilukan buatku sebagai generasi muda justru
aku yang kurang mencintai buku dibandingkan gadget.
Namun tak dapat dipungkiri begitulah revolusi budaya terjadi. Setidaknya
bukanlah hal yang salah bila merujuk keranjingan
facebook sebagai pola pemenuhan kebutuhan untuk bersosial. Pemuda- pemuda
memanfaatkan kemudahaan itu. Misalkan saja berbagai komunitas yang sedang saya
ikuti seperti komunitas fotografi, design grafis, pecinta film dan dialog
mahasiswa. Bergabungnya dengan komunitas itu membantu saya mengenal banyak
orang dan bertukar informasi. Tak hanya berkenalan dengan teman- teman baru,
informasi dan ilmu tentang bidang yang saya minati pun bertambah. Hingga
pencapaian komunitas “kopi darat” terjadi, saya rasa pemuda akan berkelompok
untuk belajar bersosial dan membangun bangsa.
Misalkan saja teman sekampus saya
mengikuti komunitas dari group facebook design grafis WPAP di Solo. Berawal
dari group dunia maya itu sampai saat ini komunitas tersebut telah memamerkan
karyanya hampir di setiap event di Solo hingga karyanya memiliki nilai jual. Saya
juga pernah mengikuti gerakan sosial pendidikan Kak Oky di Jakarta. Kak Oky
selaku penggerak belajar tersebut mempromosikan kegiatan sosialnya mengajar
anak anak yang kurang mampu di facebook. Berkat promosinya itu dapat menularkan
rasa simpati sehingga saat ini simpatisan yang mau sukarela mengajar untuk
anak- anak kurang mampu di Jakarta bertambah. Bertambahnya simpatisan tidak
hanya terhenti di Jakarta, facebook telah menularkan gerakan kelas belajar kak
Oky ke beberapa daerah selain Jakarta.
Hal hebat lainnya atas esensi komunitas
sosial facebook adalah kasus terpenjaranya Prita kemarin atas tuduhan
penjatuhan nama baik dari salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Di tengah
mosi tidak percaya masyarakat atas penyampaian aspirasinya lewat dewan
perwakilan masyarakat. Facebook sebagai mediasi antara tuntutan rakyat langsung
kepada keadilan. Peristiwa Prita membuat sejumlah user facebook yang peduli mengikuti gerakan “Koin Keadilan Prita”
untuk rumah sakit yang bersangkutan. Gerakan facebook hingga menghasilkan koin
senilai ratusan juta rupiah dan sampai mengubah hati hakim sehingga Prita
dibebaskan. Peristiwa lain lagi terjadi pada operasi penyakit Atresia Bilier yang diderita Bilkies. Pasukan
koin dengan bermediakan facebook kini bersatu kembali mengumpulkan uang untuk
membantu kesembuhan bayi buah hati dari Dewi Farida. Alhasil ratusan juta
terkumpul dan Bilkies dapat menjalani operasi.
Facebook juga memperhatikan
kebutuhan harga diri manusia. Profil yang tertera mulai dari usia, sekolah,
pekerjaan, kesukaan, hubungan kedekatan, sampai foto- foto yang dikoleksi
seakan membuat harga diri kita meningkat. Kita dapat leluasa mengupload foto, berita acara mengenai
prestasi yang kita miliki entah itu berupa juara lomba atau acara- acara
bergengsi yang kita datangi. Tentunya sebuah testimonial atau komentar
seseorang atas sesuatu yang kita upload
menumbuhkan rasa bangga dalam diri kita baik disadari maupun tak disadari. Bukan
berarti sombong bila seseorang memerlukan pengakuan atas dirinya dari orang
lain, karena pada dasarnya keberadaan manusia ingin diakui dan dimengerti yang
lagi- lagi manusia adalah makhluk bersosial. Sesuatu yang sangat berdekatan
dengan kebutuhan aktualisasi diri manusia.
Aktualisi diri merupakan kebutuhan manusia terpucak dalam
tatanan hirearki Maslow. Aktualisasi diri dapat diartikan kebutuhan seseorang
untuk mengembangkan atau mengaktualkan keahlian dirinya. Tujuannya dapat berupa
eksistensinya yang semakin terlihat oleh orang lain. Beberapa hal yang dapat
dibantu oleh facebook adalah share pengetahuan
maupun informasi yang dapat semakin mengembangkan bakat dirinya seperti lomba
foto, sastra, dan lain- lain. Aktualisasi lainnya adalah layanan games sosial
yang dapat dinikmati user. Bagi saya
games facebook merupakan layanan terunik pada situs ini. Tidak hanya bersosial
secara biasa, namun user juga dapat bersosial dalam suatu permainan
sehingga terbangun rasa terhibur di dalamnya.
Katarsis! Sebagaimana teorinya sempat dipakai untuk dasar
terapi psikologi Josef Breuer dan Sigmund Freud. Katarsis dapat diartikan sebagai
cara seseorang dalam membuang stres dengan melepaskan emosi negatif keluar.
Cara pelepasannya bisa teriak- teriak memaki maki sesuatu yang dibenci ataupun binggo! Kini di wall saya satu demi satu teman- temanku yang labil patah hati
sedang memaki- maki mantannya. Sebuah budaya baru dalam terapi katarsis untuk
memuntahkan masalah di facebook. Sebuah integrasi antara katarsis dan pengakuan
diri terhadap orang lain. Hal yang wajar karena katarsis merupakan kebutuhan
seseorang dalam coping menghadapi
masalah yang dialaminya walaupun seperti Rasul berkata,”sesungguhnya diam
(daripada berkata maksiat) adalah emas.”
Sampai di sini saja keahlian facebook dalam memuaskan
kebutuhan primer manusia? Nampaknya belum! Facebook juga dapat memberikan
kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada seseorang. Bukan berarti facebook
menyuapi anda sesendok nasi. Namun, fenomena bisnis online yang semakin merebak
di facebook merupakan rujukan yang menggiurkan untuk dicoba. Terlebih bisnis
online di facebook selain jejaring sosial ini banyak memiliki peminat, pun
tidak ada biaya advertising alias
gratis (kecuali yang dikolom iklan). Tentu merintis sebuah usaha di situs ini
merupakan “lapak” yang mumpuni. Bukan
lagi orang berteriak- teriak,”sayang anak..sayang anak..”
Tetapi,”Ping..Ping..Ping.” Di Blackberry seseorang.
Hingga keuntungan didapatkan, bisa digunakan untuk sandang, pangan, dan papan.
Papan merupakan kebutuhan rasa aman secara fisiologis, lalu rasa aman secara
psikis? Jangan berfikiran kotor ! Bisa jadi jodoh anda bukan datang dari
langit, namun dari layar gadget anda.
Sama halnya artis Laura Basuki dan Leo Sanjaya sebagaimana pada acara Kick Andy
14 Desember 2012 lalu diceritakan awal mereka bertemu gara- gara di mak comblangi oleh facebook. Urusan
percintaan nampaknya tidak usah dibicarakan panjang lebar karena saya juga
masih jomblo, hehe J.
Alhasil, andai Aritoteles masih hidup mungkin dia akan
tertawa bangga. Betapa teori politiconnya
terus terbukti walaupun John Locke bertaring dengan liberalisme atau
antitesisnya Karl Marx dan Friedrich Engels bercokol dengan komunisme. Setidaknya
walau ide globalisasi dan isu individualisme mulai merebak atau ancaman manusia
di bulan dalam film Wall-e seakan perlahan menjadi nyata, kemunculan situs
jejaring sosial ini masih membuktikan semangat politicon manusia. Setidaknya popularitas facebook di negeri kita yang
mencapai peringkat 3 di dunia membuktikan walau zaman dan pola kultural
berubah, manusia masih butuh bersosial dan facebook menjawab pertanyaan
tersebut. Besarnya pengaruh jejaring sosial dan internet masyarakat Indonesia
menarik pemerintah Australia untuk menggunakan film Linimasa (sebuah film
dokumenter mengenai perkembangan internet di Indonesia dan facebook masuk di
dalamnya) sebagai bahan pengajaran mengenai budaya dan bahasa Indonesia di negara
mereka.
Tentu baik dan buruk adalah suatu hal yang lumrah.
Facebook hanyalah sebuah alat pemenuhan kebutuhan namun user lah yang menggunakannya. Buruknya dampak pemakai facebook
tentu tidak lepas dari niat yang dimiliki oleh seorang user. Berlebihan dalam pemakaian juga akan berdampak buruk bagi
kehidupan sosial di dunia nyata. Namun terlepas
dari itu semua, facebook adalah sebuah fenomena unik mengenai manusia yang
memenuhi kebutuhan dasarnya melalui layar gadget.Sebuah
ide cemerlang Mark Zuckerberg yang bahkan dapat menskakemate jejaring sosial pendahulunya friendster.
Masih saja aku duduk membungkuk di layar laptopku. Situs
berwarna dominan biru itu seakan tanpa sadar langsung kubuka sesaat setelah
program Mozilla terbuka. Tak lupa kunyalakan Winamp untuk mendengarkan lagu
menemaniku berselancar di dunia digital. Inginnya kudengar lagu “Kangen – Dewa
19” yang potongan liriknya ”Kuterima
suratmu. Telah kubaca dan aku mengerti. Betapa merindunya dirimu akan hadirnya
diriku....” Namun nampaknya lagu itu sulit kutemukan. Masih sajaku explore untuk mendapatkan lagu yang aku
inginkan dan yap! “Gigi – My Facebook” langsung saja kudengarkan sebagai teman
yang menemaniku berselancar. “Berawal dari facebook baruku. Kau datang dengan cara tiba-tiba. Bekas
kekasih yang lama hilang. Satu dari kekasih yang terbaik. Ouwoh....”
21-12-12
GuDab
sangat informatif sekali min, saya pribadi merupakan pengguna setia facebook (sejak 2010 - sekarang) dan saya akui pula ada banyak manfaat dari facebook, baik untuk keperluan bisnis seperti layanan jasa like maupun hanya untuk sekedar chatting dengan kerabat lama.
BalasHapussangat informatif sekali min saya pribadi merupakan pengguna setia facebook (sejak 2010 - sekarang) dan saya akui pula ada banyak manfaat dari facebook baik untuk keperluan bisnis seperti layanan jasa like maupun hanya untuk sekedar chatting dengan kerabat lama.
BalasHapus