Nafsu Gairah
Sudah lama aku tidak menulis. Bahkan otak ini tampak membeku saat
sheet mic. Word hadir di depan layar laptopku. Aku tahu, pun tidak banyak orang
yang peduli dengan tulisan yang kumuat di blog ini. Mungkin karena tulisanku
yang terlalu kaku ataupun kisah- kisah jayus
yang jauh dari kesan informative. Tapi menulis itu nikmat. Saat kamu ingin
bercerita dan tak ada seorangpun yang ingin mendengar kisahmu, daripada kamu
ngomong sendiri lebih baik tuangkan saja beban yang ada dikepala ke dalam layar
bisu ini.
Jujur saja, aku sedikit kagok
saat mic. Word ini menampakan wajahnya. Beberapa bulan ini aku terlalu sering
bercinta dengan Excel dan mainan gajah (jangan salah sangka, permainan gajah
adalah ice breaking terpopuler di
training tempat kerjaku saat ini. Dan games ini aku dapatkan saat mengikuti
pelatihan leadership waktu SMA. Para pembaca tidak perlu mengejek, sekarang
orang setingkat manajer sekalipun terkena doktrinasi gajah- gajahan. Gugus-
gugus kamu memang brengsek :D).
Aku rindu, saat jalinan huruf- huruf di Mic. Word memenuhi layar
laptopku. Rangkaian kosakata telah kususun satu demi satu. Tak peduli di
kampus, kamar, perpustakaan kampus, kafe, bahkan di pegunungan Tawangmangu.
Deathline- Deathline! Target wisuda bulan Mei! Pemberkasan terakhir akhir
April! Go Gugus Go! Bukannya Go Skripshit (Jujur itu nama folder yang
kuciptakan di laptop) malah GoBlog! Yups.. Semua tertumpah ruah begitu saja.
Belum lagi selesai dengan kata- kata baku skripshit, ciuman- ciuman penelitian kualitatif indigenous nan Islamic terus saja menggodaku. Kala itu
sebuah organisasi bernama CIIP (centre of Islamic and Indigenous Psychology)
baru saja tercipta di bawah naungan Dr. Moordiningsih dan siap untuk unjuk gigi
dengan Call of Paper dan Seminar Nasionalnya. Yah itulah masa di mana mic Word
begitu kental dengan kehidupanku.
Masih berkutat dengan layar bisu ini. Teringat juga masa yang sama
saat segudang Word membunuh waktuku. Ide- ide pragmatis menuntutku berkarya dalam
program Adobe, Corel Draw dan Pinnacle. Itulah saat- saat menakjubkan saat aku “sedikit”
melecehkan biro psikologi yang sibuk dengan mic. Excel dan data Assesmen dari
pembeli jasa psikologi. Bagaimana tidak, mereka sampai bergadang malam- malam
rela dibayar kecil dan kerjaan mereka konstan menginput data “A” -_- “B” -_- “A”-_-“B”dst.
Aku malah berkreasi dengan kameraku memotret moment- moment training, luntang-
lantung jalan- jalan kemana- mana dan makan di hotel berbintang (ya seringnya
di angkringan sih, hehe). Jam 00.00 WIB tet, menjamah Adobe, Corel Draw, dan
Pinnacle dengan penuh nafsu gairah dan siangnya setelah memberikan design
laporan dan kenyang dengan beef stik dan es capucino, selembar amplop aku
terima. Yeah! Malem minggu bisa ngajak cewek “temen doang” nonton film 3D di
Solo Square “dan tentunya bayar sendiri- sendri. Hehehehe >D”
Laptop. Aku rindu masa itu. Yeah, ini adalah roda kehidupan, kawanku.
Melakukan satu titik yang sama tanpa ada kemajuan artinya pembodohan. Aku
teringat di sebuah dua senja sebuah pemikiran merasuki otakku.
Senja pertama. Saat itu, setelah training “Motivasi dengan Intervensi
Psikologi” tepat selembar amplop ku terima di kantor biro training di Sekitar
Laweyan. Aku ditanya oleh seorang trainer. “Gugus. Setelah lulus kamu mau
ngapain?” Akupun menjawab,”Mau jadi HRD mas di Jakarta.” Trainer itu pun
tertawa mengejek,”Hahahaha.. Kamu mau jadi HRD? Hahaha, digaji kecil, setiap
hari berangkat pagi dan pulang malam. Kamu akan menjadi pusat keluhan karyawan.
Lalu dengan semua waktu gila yang kamu habiskan, apakah kamu sempat memegang
kameramu itu.” Aku hanya terdiam.
Senja kedua. Saat itu, setelah training “Grafologi untuk dunia
perindustrian” tepat selembar amplop ku terima di audio visual Fakultas
Psikologi UMS lantai 2. Aku ditanya oleh seorang dosen. “Gugus. Setelah lulus
kamu mau ngapain?” Akupun menjawab,”Mau usaha pak. Coba buka EO training K3
sama dunia Motivasi dan Hypnotheraphy di Jakarta.” Dosen itu pun tertawa
mengejek,”Hahahahaha.. Kamu yakin mau buka usaha itu? Pesan saya, sebelum kamu
masuk ke dunia pekerjaan. Ada bagusnya kamu jadi karyawan. Kenapa kamu harus
jadi karyawan? Kamu akan belajar menghargai pekerjaan orang lain, tertekan,
menghargai waktu, disiplin. Dari situlah kepribadian kamu terbangun.” Aku hanya
terdiam.
Wuss…Angin malam berhembus dengan lembutnya. Kantung mata ini
bergoyang naik turun. Sebotol kopi berpengawet yang “hampir tiap hari ku
konsumsi” selalu menjadi teman setiaku. Aku ingat dan rasanya aku ingin tertawa
terbahak- bahak. Hahaha hidup ini lucu laptop, hidup ini lucu. Setelah aku
fikir- fikir dua senja penuh mukjizat itu membuat aku bingung. Aku tidak pandai
memilih. Ya sudah ku pilih saja keduanya. HRD? OKE! Support EO training? OKE!
Dan apa yang terjadi? Semua punya hak. Bahkan benda mati pun punya hak. Mc
Excel punya hak. Dia punya hak menuntut karma. Karma atas kesombonganku yang
kurindukan saat melecehkan Mc Excel. Kini seolah Mc Excel bagaikan setan yang
menghantui ku 24 jam. Baik sebagai HRD maupun Support EO training. Daripada aku
berkelahi dengan Excel, lebih baik aku berdamai dengannya. Wahai Mc Excel, izinkan
aku nafsu bergairah menjamahmu. Ciptakan ketenangan hedonisku hari ini sehingga
suatu saat aku dapat bertemu gadis solehah yang rela berdampingan denganku
untuk selamanya.
“Gajah itu bentuknya apa bapak-
bapak ibu- ibu!”, tanyaku menguji audience sambil kedua tanganku membentuk
gerakan melingkar.
“Besar Pak Gugus!” celetuk
salah satu audience sambil tangannya mengikuti tanganku.
“Oke benar sekali ibu! Gajah itu
besar! Karena bapak- bapak dan ibu- ibu sudah tahu bentuk gajah itu
besar maka saya balik! Karena gajah itu besar maka kalau saya balik jadi apa?”
“Jadi kecil Pak Gugus!” celetuk
salah satu audience lagi.
“Salah besar bapak- bapak, ibu-
ibu. Seekor gajah walau di bolak- balik bentuknya tetap besar! Kecuali gajahnya
dikempesin baru kecil.”
“Hahahahaha..” Semua yang
ada di ruangan itu akhirnya tertawa terbahak- bahak.
GUA 22-11-13
Aku jarang nulis akhir- akhir ini. Izinkan aku kasih judul yang agak
bikin kalian melek. Biar blog ku banyak yang ngunjungin. Hehehehe *devil laugh*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar