Inspirasi Pulau Kata- Kata
(File Lawas)
Koran Compas |
Di bawah langit yang menyimpan sejuta dinamika, di atas bumi yang memiliki banyak gejolak antara kesantunan, dan kebobrokan. Orang- orang lalu lalang dengan masalah pragmatis mereka. Dan segala kebaikan Tuhan yang Maha Suci yang masih saja memberi keindahan pada hari- hari di tempat ini. Semua bentuk itu rasanya memiliki harta inspirasi yang besar. Keterkuakan inspirasi yang masih saya buru membuatku ingin menjadi seorang pemburu harta karun yang satu ini. Saya rasa saatnya memburu harta itu dengan tulisan kata- demi kata di media online terbuka semacam ini.
Kata Tuhan pada film Evan Allmighty,”berbuat baiklah sedikit demi sedikit dan kamu dapat mengubah dunia.” Pak Mario Teguh yang super pun menambahinya dengan,” berbuat baiklah yang kecil setiap hari, maka Tuhan akan membalas kebaikanmu.” (kalau gak salah bunyinya begitu hehe). Maka perkataan- perkataan mereka yang menjadi bagian dari harta inspirasi saya untuk berbuat baik setiap hari. Berbuat baik untuk menggali harta inspirasi, berbuat baik untuk belajar dan berbuat untuk berbagi dengan orang lain mulai dari keluarga sekitar, bangsa, dan dunia.
Keinginan untuk menulis itu tetap ada, layaknya bangsa Indonesia yang dicengangkan dengan sastrawan- sastrawati yang membuat karya- karyanya yang mampu memberikan inspirasi kepada dunia. Seolah keinginan itu menjadi motivasi saya dalam mencapai puncak keberhasilan menggali harta karun inspirasi dan penyaluran belajar yang baik. Bila diibaratkan keinginan untuk menulis dan tujuan mendapatkan inspirasi hingga berhasil mendapatkan karya yang sejati. Maka seolah juga aku melangkah setahap- demi setahap, kemudian aku tersenyum melihat jembatan, kusebrangi jembatan itu dan melihat sebuah pulau kecil, di sebuah pulau penuh kata- kata. Iyalah pulau Bustan Al Katibin, sebuah pulau penuh sastrawan besar sepanjang masa Indonesia yang terletak di Kepulauan Riau. Akupun seolah berkata,”Ingin menjadi seorang bajak laut, akupun menemukan harta karun. Aku rampas semua yang ada. Kukantongi dan kubawa pulang.”
Maka aku harus sadar dan melihat kenyataan, kurapihkan kerah bajuku, kumasukan semua buku dan ATK (alat tulis ku) ke dalam ransel dan kantong celana, aku ikatkan tali sepatuku, ku keluarkan motor hijau asal Jepang yang dibelikan bapakku, kustarter dan aku akan pergi kekampus. Seolah keyakinanku berkata,”wahai diriku, inspirasi apa yang akan kita temukan hari ini. Mari kita mengunyah inspirasi”
Sumber : Gugusasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar